Jalan Berbayar di Jakarta, Ini Fakta-Fakta yang Perlu Diketahui

Belum lama ini, muncul wacana jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) yang dibahas oleh Pemprov DKI Jakarta.





Wacana jalan berbayar ini banyak menimbulkan polemik di masyarakat yang diklaim akan menekan jumlah kemacetan di DKI Jakarta.


25 Jalan Protokol akan Diterapkan ERP


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, saat ini muncul wacana untuk menetapkan tarif di beberapa ruas jalan di DKI Jakarta.


Rencana jalan berbayar ini dianggap sudah lama dicetuskan dan baru bisa direalisasikan dalam beberapa waktu belakangan untuk mengurai kemacetan DKI Jakarta yang semakin parah.


Adapun menurut rencana ada 25 ruas jalan protokol yang akan dikenakan tarif berbayar, diantaranya adalah Jl. Sudirman, Jl. MH. Thamrin, Jl. Gajah Mada, Jl. Salemba Raya, dan lain sebagainya.


Ruas-ruas jalan yang akan diterapkan tarif berbayar adalah ruas-ruas jalan protokol yang selalu padat dan ramai di saat-saat tertentu.


Polda Metro Jaya dukung Rencana Jalan Berbayar di Jakarta


Terkait dengan isu jalan berbayar ini, Polda Metro Jaya mendukung rencana Pemprov DKI Jakarta untuk menerapkan jalan berbayar di beberapa ruas jalan protokol.


Menurut Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman, kebijakan tersebut pasti ada tujuannya, yaitu untuk mengurangi kemacetan di DKI Jakarta.


“Itu kan tujuannya untuk bagaimana pengaturan volume kendaraan bisa diatur jam operasionalnya,” ungkap Latif.


“Tapi kan memang ini ada beberapa ruas (jalan) yang memang istilahnya untuk mengurangi kemacetan di jalan berbayar itu,” tambahnya.


Tuai Tanggapan dari Masyarakat


Dengan kemunculan wacana jalan berbayar di beberapa ruas jalan protokol di DKI Jakarta, timbul berbagai pendapat yang bermunculan di masyarakat.


Ada beberapa masyarakat yang meragukan wacana ini sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan yang ada di DKI Jakarta.


“Sisi positifnya mungkin ya memang akan mengurangi arus kendaraan, mungkin mengurangi kemacetan, mungkin memang itu tujuannya,” tutur Nashifa, salah satu pengguna jalan di DKI Jakarta.


“Namun, ada alasan kenapa bawa kendaraan umum, karena transportasi umumnya belum memadai, belum nyaman,” ungkapnya.


Photo by Eko Herwantoro on Unsplash

Posting Komentar

0 Komentar