Mahasiswi KKN viral sebut gadis desa tak ada yang cantik, berakhir diusir warga
Ni Wayan Apriliani Putri, seorang Mahasiswa KKN dari Universitas Mataram (Unram), Lombok, diusir oleh warga desa tempat ia dan kelompoknya sedang melakukan KKN.
Warga desa Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, ramai-ramai mengusir Putri dan kelompoknya karena marah atas video Putri yang viral di sosial media.
Sebut Kembang Desa Tak Ada yang Cantik
Pengusiran tersebut berawal dari viralnya video Putri di sosial media. Putri menyebut ia harus datang dua jam sebelum acara desa dimulai.
Dalam unggahannya itu, Putri menyebut bahwa alasan ia harus datang karena para warga desa senang melihat dirinya yang cantik, dan menyebut kembang desa setempat tidak cantik.
“Kita sedang buat mi. Belum jadi mi kita, tiba-tiba ditelpon sama Pak (tidak diungkap) ‘Hee adek-adek, jam 2 kerumah saya ya,’ Padahal acaranya setengah 4,” ungkap Putri di akun sosial medianya.
“Biar kenapa? Susah ya jadi kembang desa disini. Anak Kayangan tidak ada cantik-cantik. Jadi kita kembang desanya,” tambahnya.
Videonya Viral, Putri Minta Maaf
Ternyata, video yang diunggahnya di sosial medianya tersebut dilihat oleh beberapa warga setempat, yang langsung membuat Desa Kayangan menjadi geger.
Banyak warga berpendapat, video yang Putri unggah di sosial medianya tersebut tidak beretika dan tidak bijak dalam bersosial media. Putri pun kemudian meminta maaf.
“Selamat sore. Saya AP dari Desa KKN Kayangan 2023. Saya ingin meminta maaf atas kejadian yang tidak seharusnya saya lakukan yang ada di video tersebut,” ucap Putri mengklarifikasi.
“Oleh karena itu, saya pribadi AP ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak yang merasa tersinggung, yaitu warga Desa Kayangan,”
Marah, Putri Diusir Warga
Warga Kayangan yang mengetahui ulah Putri yang dianggap tidak bertanggung jawab itu pun marah dan langsung menghampiri posko KKN Putri.
Buntutnya, Putri diusir oleh warga setempat karena kegaduhan yang ia buat. Kendati sebelumnya ia telah meminta maaf dalam video yang diunggahnya di sosial media.
“Iya benar (diusir), masyarakat setempat tersinggung karena konten yang dibuat yang bersangkutan dengan NWAP,” ungkap Kasat Reskrim Lombok Utara AKP I Made Sukadana.
“Yang pulang hanya yang membuat konten itu, dia dijemput keluarganya langsung semalam. Ini untuk menjaga ketertiban di masyarakat,” tambahnya.
Sumber foto: Twitter
0 Komentar