Pemilik salon di Bandung suntik payudara pelanggan sampai tewas
Seorang pria mengalami malpraktik yang menyebabkan dadanya membusuk akibat suntik payudara illegal yang dilakukannya beberapa hari silam.
Tak menunggu lama, polisi kemudian langsung menangkap Tersangka bernama Testy alias Tasdik (56), pemilik salon suntik payudara illegal di daerah Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Satu Pasien Suntik Payudara Tewas
Kecurigaan Polisi berawal dari laporan seorang pria yang memiliki kondisi dada yang membusuk dan mengeluarkan nanah. Saat ini, korban sedang dalam penanganan medis di sebuah rumah sakit.
Diketahui, korban yang merupakan warga Cianjur tersebut sebelumnya sempat melakukan suntik payudara illegal agar bisa memiliki penampilan seperti wanita.
Pada bulan Juni lalu, polisi juga digemparkan dengan tewasnya seorang pria yang kemungkinan memiliki kondisi yang sama.
Setelah melakukan pendalaman kasus, polisi kemudian menangkap seorang pemilik salon bernama Testy alias Tasdik, yang diduga kuat juga memiliki jasa suntik payudara illegal.
Tersangka Suntik Kolagen Kadaluarsa
Menurut Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo, pihak kepolisian telah menangkap Tasty yang diduga kuat sebagai tersangka malpraktik yang membuka jasa suntik payudara illegal.
Dari penangkapan tersebut, polisi berhasil mengamankan beberapa barang bukti di dalam TKP, termasuk salah satunya kolagen yang telah kadaluarsa.
“Tersangka T menyuntikan kolagen kepada korban. 4 hari kemudian korban mengalami panas, demam, dan merasa terbakar di bagian dadanya,” ujar Kusworo.
“Kemudian kami berhasil mengamankan tersangka berikut barang bukti berupa kolagen, alat suntik, botol, dan berbagai macam farmasi illegal. Ternyata, kolagennya sudah kadaluarsa sejak 2021,”
Tersangka Telah Beraksi Sejak 2001
Testy alias Tasdik kemudian mengakui perbuatannya tersebut. Kepada pihak kepolisian, Tasik mengaku telah menjalankan usaha suntik payudara illegal sejak 2001.
Adapun, jasa suntik payudara tersebut ia lakukan lantaran sulitnya mencari uang dari usaha salon yang telah dibukanya sejak lama.
“Kalau salon doang sepi. Jadi terpaksa belajar praktik itu dari temen, belajar,” ungkap Testy ketika ditanya oleh pihak kepolisian.
“Iyah kadang Rp 2 juta. Tapi satu pasien waria mah murah, ada yang Rp 1,5 juta. Kadang-kadang diutang, dikredit, ada kadang DP Rp 300 ribu. Yang meninggal kemarin mah belum bayar sama sekali,”
Photo by Deon Black on Unsplash
0 Komentar